Pusat Prasasti Peresmian Proyek Terlengkap dan Terpercaya 2022
Pusat Prasasti Peresmian Proyek Terlengkap dan Terpercaya 2022
Jakarta - Menjelang tahun baru Imlek kawasan Kelenteng Tien Kok Sie di Kota Solo, Jawa Tengah selalu dipadati masyarakat. Bukan untuk menyelami sejarah kelenteng itu, tapi demi berswafoto dengan latar lampion dan lampu warna-warni yang menghiasi Tugu Jam, jembatan Pasar Gede, hingga halaman Balai Kota Solo. Semua tahu keelokan Kelenteng Tien Kok Sie yang berada tepat di selatan Pasar Gede itu. Meski diapit ruko-ruko nan tinggi dan kaku, klenteng yang juga disebut Vihara Avalokitesvara itu selalu memesona. Tapi, berapa banyak yang tahu jika bangunan berarsitektur khas Tionghoa di timur Balai Kota Solo itu disebut sebagai kelenteng tertua di Indonesia? Minggu kemarin (30/1/2022), Gubernur Jawa Tengah menyempatkan mampir ke kelenteng itu. Dari luar, kelenteng yang juga dikenal dengan nama Vihara Avalokitesvara itu tidak jauh berbeda dengan tempat ibadah Tridharma (Taoisme, Khonghucu, Buddha) pada umumnya. Namun, begitu menapakkan kaki ke dalamnya, klenteng itu tak ubahnya lorong waktu untuk kembali mengenang masa awal berdirinya Kota Solo.
Model Prasasti Nisan Marmer |
Pusat Jual Prasasti Peresmian Murah 2022
Lima tahun lalu, detikcom pernah mengulas perayaan Imlek di Solo dalam satu liputan mendalam berjudul "Potret Kebinekaan dalam Perayaan Imlek di Solo". Dalam artikel itu, disampaikan Sudiroprajan, tepatnya di Kampung Balong, merupakan kawasan warga etnis Tionghoa pertama di Indonesia. Mereka telah tinggal di kawasan tersebut tak lama setelah perpindahan Kerajaan Mataram dari Kartasura ke Surakarta pada tahun 1745. Perlu diketahui, Sudiroprajan itu tak jauh dari Kelenteng Tien Kok Sie. Jelang Imlek, pengecatan ulang dilakukan pada bangunan Klenteng Tien Kok Sie, Solo, Jateng. Klenteng Tien Kok Sie merupakan klenteng tertua di Indonesia. Sama dengan Kelenteng Poo An Kiong di tepi Jalan Yos Sudarso Solo, Klenteng Tien Kok Sie juga belum pernah mengalami pemugaran dalam skala besar. Hampir semua struktur bangunan Kelenteng Tien Kok Sie masih asli, mulai dari dua arca singa penolak bala (Ciok Say) yang berjaga di luar gerbang, lukisan dewa penjaga pintu di dua arca naga yang mengapit bola mustika di puncak atap depannya, hingga pilar-pilar kayu jati yang menyangga kuda-kuda berhiaskan ukiran naga.
Pada 1997, Kepala Daerah Tingkat II Surakarta menetapkan Klenteng Tien Kok Sie sebagai cagar budaya. Menurut data yang dihimpun detikJateng, belum ditemukan prasasti atau dokumen resmi yang mencatat secara pasti kapan Kelenteng Tien Kok Sie didirikan. Halim kepada detikJateng, beberapa waktu lalu. Kelenteng Tien Kok Sie yang semula berada di dekat Keraton Kartasura pun dibongkar dan dibangun kembali tepat di utara Sungai Pepe atau di selatan Pasar Gede sampai sekarang. Jelang Imlek, pengecatan ulang dilakukan pada bangunan Klenteng Tien Kok Sie, Solo, Jateng. Klenteng Tien Kok Sie merupakan klenteng tertua di Indonesia. Meski Solo jauh dari laut, di Kelenteng Tien Kok Sie terdapat altar dewi laut Thian Siang Sing Bo. Dalam tradisi masyarakat Tiongkok zaman dulu, Thian Siang Sing Bo adalah salah satu patung "wajib" yang ketika berlayar mengarungi lautan. Untuk diketahui, pada abad 18-19, Sungai Pepe yang melintang di belakang Kelenteng Tien Kok Sie adalah gerbang utama menuju Bengawan Solo, jalur penghubung Jawa Tengah dan Jawa Timur. Menurut Halim, keberadaan altar Thian Siang Sing Bo di Kelenteng Tien Kok Sie itu menunjukkan bahwa masyarakat Solo zaman dulu juga berdoa pada Dewi Laut itu demi keselamatan selama berlayar di Sungai Bengawan Solo. Artikel ini telah tayang di detikjateng, simak berita seputar Jawa Tengah dan Yogyakarta lainnya di link ini.
Harga Prasasti Peresmian Proyek Murah dan Lengkap
Bagi kalian yang sedang berada di Jambi dan berminat untuk melakukan wisata sejarah, terdapat sebuah prasasti yang berlokasi Dusun Batu Bersurat, Desa Karang Berahi, Kecamatan Pamenang, Kabupaten Merangin, Jambi bernama Prasasti Karang Berahi. Secara astronomis prasasti ini berada pada koordinat 02º03’16.22” LS dan 102º28’09.73” BT. Untuk mecapai lokasi prasasti ini tidaklah sulit karena di jalan raya terdapat papan petunjuk yang akan cukup jelas mengarahkan menuju Kabupaten Merangin hingga sampai di persimpangan jalan yang di bawahnya mengalir Sungai Batang Merangin. Di persimpangan tersebut perjalanan akan dilanjutkan menuju lorong kecil yang tidak jauh dari Masjid Al-Muttaqin. Perjalanan menuju lokasi prasasti akan melewati jalan setapak dan jembatan gantung di atas Sungai Batang Merangin. Jembatan ini beralas kayu dan akan sedikit menguji adrenali karena jembatan ini tidak memiliki pegangan dan akan bergoyang seriring dengan langkah orang-orang yang melewatinnya. Di ujung jembatan akan ada papan penunjuk ke arah kiri bertuliskan “Batu Bertulis”. Meskipun dikelilingin oleh rumah-rumah warga, keadaan dari Situs Prasasti Karang Berahi cukup terawat.
Model Prasasti Peresmian Design Terbaru |
Serta, bagi setiap orang yang takhluk dan setia kepada raja akan diberikan berkat kesehatan, kesejahteraan, dan bebas dari bencana di seluruh negeri. Sumpah dan kutukan dari prasasti ini ditujukan kepada musuh di dalam negeri. Namun karena tidak dapat dipastikan secara jelas luas wilayah kekuasaan dari Kerajaan Sriwijaya, musuh dalam negeri yang dimaksud menjadi sulit untuk dijelaskan secara lebih lanjut. Prasasti Karang Berahi adalah satu-satunya prasasti yang di temukan di daerah Jambi. Jambi sendiri merupakan salah satu lokasi strategis yang penting bagi Sriwijaya untuk menguasai jalur pelayaran dan perdagangan di Selat Malaka. Penaklukkan wilayah Jambi menjadi sangat penting bagi Kerajaan Sriwijaya untuk mencapai tujuannya menjadi kerajaan yang berkuasa di lautan. Menurut penuturan masyarakat sekitar, dahulu Kerajaan Sriwijaya hanya mampu bertahan sampai Merangin dan gagal memasuki Kerinci kerena kalah perang setelah sebelumnya harus berjuang melawan ganasnya binatang buas di hutan Kerinci. Di dekat lokasi prasasti (kira-kira sekitar 400 meter) terdapat sebuah danau yang juga bisa dikunjungi. Danau ini bernama Dam Tamalan. Dam Tamalam memang tidak terlalu dalam, hanya saja permukaan airnya yang tenang menjadikannya seperti cermin raksasa yang membentuk bayangan dari pepohonan yang berada tepat di atasnya. Papan sejarah yang terletak di sana menuturkan bahwa Tamalam berasal dari Bahasa Melayu yang berarti ‘bermalam’. Di zaman dahulu, masyarakat desa sering menggunakan tepian danau ini sebagai tempat bermalam jika bepergian ke tempat lain, dan dari situlah nama terebut berasal.
Jual Prasasti Proyek Peresmian Masjid Terbaru
Situs ini juga dilengkapi dengan terjemahan isi prasasti dalam Bahasa Indonesia yang merupakan hasil karya dari sejumlah mahasiswa yang dulu pernah melakukan KKN di desa tersebut. Prasasti Karang Berahi merupakan prasasti yang berasal dari zaman Kerajaan Sriwijaya. Sesuai dengan namanya, prasasti ini ditemukan pada tahun 1904 oleh Kontrolir L.M. Berkhout di Kampung Berahi, Batang Merangin. Prasasti Karang Berahi tidak memiliki tahun tertulis, namun dari identifikasi aksara yang digunakan (Huruf Pallawa dengan Bahasa Melayu Kuno) para peneliti memprediksi bahwa prasasti ini dibuat sekitar tahun 680-an yakni sekitar akhir abad ke-7 Masehi. Prasasti Karang Berahi terbuat dari batu yang berukuran sekitar 90x90x10 cm. Kondisi dari prasasti ini tidak sepenuhnya utuh karena bagian bawahnya telah patah dan membuat bentuknya menjadi seperti separuh telur. Prasasti ini menceritakan tentang sumpah dan kutukan bagi orang jahat yang berani melawan kedaulatan Raja Sriwijaya dan memilih tunduk kepada orang-orang yang berbuat jahat. Dalam prasasti ini diceritakan juga balasan yang akan diterima bagi para penentang raja.
Harga Prasasti Proyek Murah dan Berkualitas
Kabupaten Bandung - Saat debat kedua kemarin Minggu (17/2), Presiden Jokowi sempat memuji Sungai Citarum di Kabupaten Bandung. Ayo kita kenali sejarah dan potensi wisatanya. Awalnya, Presiden Jokowi memuji program Citarum Harum yang dilakukan oleh segenap warga Jawa Barat. Diketahui, program itu lahir sebagai kepedulian untuk membersihkan Citarum yang dahulu tercemar. Menilik ke belakang, Sungai Citarum telah memegang peranan vital semenjak zaman Kerajaan Tarumanegara yang disebut sebagai kerajaan tertua di Pulau Jawa. Nama sungai itu pun kerap disebut di sejumlah prasasti Abad ke-4 sampai Abad ke-7. Namun, pesona Sungai Citarum di zaman Kerajaan Tarumanegara jauh berbeda dengan kondisi sekarang. Rehabilitasi sudah dimulai 1 Februari lalu. Ini daerahnya sangat memungkinkan menjadi tempat budaya lingkungan dan ruang publik masyarakat. Kerja sama dimulai bersama seniman Tisna Sanjaya, mudah-mudahan dalam hitungan bulan dari tempat seperti ini menjadi luar biasa. Bikin jembatan romantis ada tiga, perahu-perahuan, bikin patung seni dari air, bikin amphiteather buat musik. Jadi yang tadinya Citarum daerah belakang; tempat buangan, menjadi daerah depan. Sehingga ini menjadi contoh.